Proteksi Kabel Saluran
Bawah Tanah 150 Kv
Dalam Pendistribusian Dari Sati Gardu Induk Ke
Gardu Induk Lain
Nama : Roubin B. Pangaribuan
NIM : 5113331028
Mata Kuliah : Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Jurusan : Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan
Nama : Roubin B. Pangaribuan
NIM : 5113331028
Mata Kuliah : Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Jurusan : Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan
Abstrak
Kebutuhan tenaga listrik di
perkotaan menuntut penyediaan tenaga listrik yang memadai baik dari segi
kualitas dan kuantitas. Untuk memenuhi kuantitas daya yang dibutuhkan, usaha
yang dilakukan adalah dengan dibangunnya Gardu Induk di dalam kota. Karena
terbatasnya lahan untuk penyaluran daya antara Gardu aternative yang digunakan
dengan pemakaian jenis kabel berisi minyak (oil filled cable) untuk saluran
transmisi bawah tanah, karena kabel tersebut memiliki tanah lebih besar bila
dibandingkan dengan biaya pembangunan saluran transmisi udara. Saluran
transimis bawah tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, seperti
temperature tanah, hambatan thermal dari tanah dan kedalaman penanaman kabel. Kegagalan
isolasi (break down) dapat terjadi karena terbentuknya kantong-kantong udara
(voids) didalam bahan isolasi yang diakibatkan kenaikan suhu penghantar. Dengan
semakin besarnya tekanan pada kantong-kantong udara tersebut akan menimbulkan
pelepasan muatan yang menembus isolasi. Kegagalan isolasi atau gangguan yang
terjadi dapat mengakibatkan kerugian yang besar.
I.
Pendahuluan
Seiring
dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan, maka
permintaan penambahan beban dari konsumen listrik kepada PT. PLN (Persero)
semakin meningkat.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut, dituntut adanya peningkatan pelayanan sistem
kelistrikan yang handal dan keamanan yang memadai, tanpa mengesampingkan segi
keindahan serta peningkatan kapasitas yang sudah ada selama ini, maka sistem
jaringan transmisi bawah tanah merupakan solusi terbaik untuk melayani
penambahan beban walaupun dari segi biaya lebih mahal dibandingkan dengan
jaringan transmisi udara.
Bila
dibandingkan transmisi udara, saluran bawah tanah sebenarnya mempunyai
kelemahan yang lebih menonjol dari pada keunggulannya. Dari segi teknis, salah
satu kelemahan yang menonjol pada saluran transmisi bawah tanah adalah
kemampuan membawa arus akan lebih rendah bila dibandingkan dengan saluran
transmisi udara,
sehingga pada saluran transmisi bawah tanah akan dibutuhkan media pendingin dan penampang penghantar yang dibutuhkan saluran transmisi udara untuk menyalurkan arus lebih besar. Diperlukan pula ketahanan dielktrik dan isolasi pada penghantar saluran transmisi bawah tanah yang jauh lebih besar, sedangkan pada saluran transmisi udara panas yang muncul pada penghantar dapat dengan efektif dinetralisir oleh udara disekitarnya.
sehingga pada saluran transmisi bawah tanah akan dibutuhkan media pendingin dan penampang penghantar yang dibutuhkan saluran transmisi udara untuk menyalurkan arus lebih besar. Diperlukan pula ketahanan dielktrik dan isolasi pada penghantar saluran transmisi bawah tanah yang jauh lebih besar, sedangkan pada saluran transmisi udara panas yang muncul pada penghantar dapat dengan efektif dinetralisir oleh udara disekitarnya.
Tabel 1. Klasifikasi Kabel &
Tegangannya
Klasifikasi
|
Tegangan yang
diterapkan
|
Catatan
|
Belt
|
Di bawah
10 kV
|
Minyak harus
diganti bila kabel
dipasang miring (slope)
|
H
|
||
SL
|
||
Butyl rubber
|
Sesuai untuk
pasangan miring (slope)
|
|
Polyethylene
|
||
Tekanan gas rendah
|
||
Jenis pipa diisi gas
|
60 – 150 kV
|
|
Jenis pipa diisi gas dengan tekanan
|
60 – 200 kV
|
Lebih murah dari jenis yang diisi
minyak
|
Jenis pipa diisi minyak
|
Diatas 60 kV
|
Sesuai untuk
tegangan
tinggi sekali
(EHV)
|
OF
|
Diatas 20 kV
|
Kabel
Bawah Tanah
Sistem
kelistrikan dari saluran transmisi bawah tanah dengan kabel banyak ragamnya.
Dahulu, sistemnya di Jepang adalah sistem tiga-fasa tiga kawat dengan netral
yang tidak ditanahkan. Sekarang, sistem pembumiannya adalah dengan tahanan
tinggi atau dengan reactor kompensasi, untuk mengkompensasikan arus pemuat pada
kabel guna menjamin bekerjanya Rele serta guna membatasi besarnya tegangan
lebih. Di Eropa sistem pembumian dengan reactor banyak dipakai sedang di
Amerika sistem pembumian langsung atau sistem pembumian dengan tahanan yang
kecil banyak digunakan. Dalam kelistrikan saluran transmisi merupakan rantai
penghubung antara pusat-pusat pembangkit tenaga menuju pusat beban melalui
gardu induk transmisi dan distribusi.
Berdasarkan cara
pemasangannya saluran sistem transmisi dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
· Saluran
udara (Overhead line)
· Saluran
kabel bawah laut (submariune cable)
· Saluran
kabel tanah
Saluran
kabel bawah tanah ini dibuat untuk menghindari resiko bahaya yang terjadi pada
pemukiman padat penduduk tanpa mengurangi keindahan lingkungan.
Klasifikasi
Kabel Tenaga
Untuk penyaluran
tenaga listrik dibawah tanah digunakan kabel tenaga (power cable). Jenis kabel
tenaga banyak sekali, namun demikian dapat diklasifikasikan menurut kelompok-kelompok
berikut :
·
Menurut kulit
pelindungnya (armor), misalnya :
-
Kabel bersarung timah
hitam (lead sheahted)
-
Kabel berkulit pita
baja (steel-tape armored)
·
Menurut konstruksinya,
misalnya :
-
Plastik dan karet
(jenis BN, EV, CV)
-
Kabel padat (jenis belt,
H, SL, SA).
-
Kabel jenis datar
(flat-type)
-
Kabel minyak
(oil-filled)
· Menurut
penggunaan, misalnya :
-
Kabel saluran (duct
draw-in)
-
Kabel taruh
(direct-laying)
-
Kabel laut (submarine)
-
Kabel corong utama
(main shalf)
-
Kabel udara (overhead)
Kabel (isolasi) kertas yang diresapi
minyak (oil impregnated) biasanya digunakan untuk saluran transmisi bawah
tanah, meskipun untuk tegangan dari 35 kV kabel plastik atau kabel butyl juga
dipakai sebagai penghantar biasanya digunakan kawat tembaga berlilit (annealed
stranded), meskipun kawat alumunium berlilit (karena ringan) juga dipakai untuk
kabel udara. Sebagai pembungkus sering digunakan timah hitam, meskipun
alumunium sekarang juga disukai, bukan saja untuk kabel udara, tetapi juga
untuk kabel minyak. Sebagai kulit pelindung digunakan pita baja untuk kabel
tiga-kawat yang ditaruh didasar laut. Kawat tembaga, kawat baja tahan karat dan
kawat alumunium digunakan bila kabel satu-kawat dipasang dengan tarikan.
Kabel tanah tegangan tinggi yang
dipasang dilingkungan PT. PLN (Persero), jika dilihat dari jumlah inti,
penampang inti, jenis isolasi, dengan nilai tegangan nominal 30 kV, 70 kV, 150
kV terdapat beberapa jenis, yaitu :
· Jumlah inti (core)
kabel
Kabel tanah berinti tunggal (single core
cable) pada dasarnya kabel ini dapat dipakai untuk segala tegangan yang umumnya
adalah tegangan tinggi. Kabel tanah berinti tiga (three core cable), kabel
tanah ini terbatas pada tegangan 150 kV yang disebabkan oleh terbatasnya
dimensi kabel, terutama sekali untuk keperluan transportasi dan pemasangan.
Bentuk
penampang inti pada konduktor, yaitu:
1)
Pejal (untuk ukuran
kecil yang digunakan pada tegangan menengah dan tegangan rendah)
Bentuk
penampang pejal ada dua macam, yaitu pejal bulat dan pejal segitiga.
2)
Pilin (Stranded) : Untuk
ukuran konduktor besar.
3)
Berongga : terutama
untuk tempat minyak pendingin dan dipakai pada kapasitas penyaluran yang besar.
Ada yang berongga satu dan ada yang berongga banyak.
Isolasi
Kabel Tanah
Isolasi kabel
tanah tagangan tinggi tidak saja berfungsi sebagai penyekat (isolator) atau
pengaman, tetapi juga berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung kerja
transmisi tenaga listrik pada saluran tanah itu sendiri. Isolasi kabel tanah
umumnya terdiri dari jenis isolasi kertas, karena meresap minyak dan campuran
biasanya digunakan pada kabel minyak isolasi sintetis dan isolasi mineral.
Isolasi
Kertas
Kabel tanah berisolasi kertas dapat digunakan untuk tegangan
tinggi sampai 400 kV, baik untuk kabel minyak bertekanan rendah (10 W pressure
oilfiled-LPDF) yang terpadu dalam satu kabel (self contained) dan kabel
berisolasi kertas yang dimasukkan ke dalam pipa lalu diisi dengan minyak
bertekanan tinggi (high pressure oil filed-LPDF).
Kertas sebagai isolasi dapat berupa kertas kering maupun kertas
yang diresapi minyak. Peresapan kertas dengan minyak pada kabel tegangan tinggi
(diatas 30 kV), dimaksudkan untuk menghindari agar serat-serat kertas tidak
pecah karena terbentuknya kantong-kantong udara (cold) atau gas dalam kertas
isolasi yang dapat berkembang dan mengkerut menjadi bagian-bagian yang tidak
sama, dengan bertambahnya panas pada siklus beban. Tekanan pada kantong udara
ini adalah tinggi, sehingga terjadi pelepasan muatan (discharge) yang
menimbulkan panas dan dapat menghanguskan kertas. Dengan kata lain kertas sebagai
isolasi mengalami “partial discharge” yang mengakibatkan kegagalan isolasi
(break down insulation).
Isolasi
Campuran dan Diresapi Minyak
Pada hakekatnya kabel dengan jenis isolasi campuran dan diresapi
minyak adalah kabel yang berisolasi kertas yang diresapi minyak pada saat
dibuah (oil impregnated paper), dimana kabel tersebut dialiri dengan minyak
yang bertekanan minyak. Dalam hal ini yaitu berfungiu sebagai : isolasi listrik
yang memperkuat dielektrik pada kertas isolasi, media pendingin kabel.
Bahan
Isolasi
Sifat-sifat dielektris yang penting untuk isolasi adalah :
- Tahanan dielektris yang tinggi
-
Sifat mekanis yang baik
-
Tidak bereaksi terhadap
asam dan lembab
Minyak
Kabel & Kompon
Mutu yang
diinginkan adalah :
-
Koefisien yang rendah
-
Kekentalan yang rendah
pada suhu pencelupan (impregnasi)
-
Kekentalan yang tinggi
pada suhu kerja (hanya kabel padat)
-
Titik beku dibawah suhu
pelayanan
-
Agak bersifat melumasi
-
Koefisien suhu rendah
dan ketahananan tinggi
-
Kekuatan dielektris
tinggi
-
Mantap secara kimia dan
bebas dari kandungan gas
Penyebab utama yang berkaitan dengan
suhu atas kerusakan kabel adalah :
Kemunduran isolasi
kertas akibat suhu, ketidakstabilan Termal Dielektris, pembentukan kehampaan
dan ionisasi, kegagalan kebelahan dan sarung timbal.
3.
Proteksi
Saluran tenaga listrik adalah bagian sistem
tenaga listrik yang sering mengalami gangguan. Gangguan yang terjadi dapat
berupa hubung singkat, tenaga lebih, beban lebih, hubung buka (penghantar
putus), suara petir, topan, cuaca buruk, dll.
Tujuan dari sistem proteksi adalah :
1.
Mengamankan peralatan
terhadap kerusakan akibat gangguan
2.
Menetralisir sehingga
pemadaman bagi konsumen diusahakan minimal dan sesingkat mungkin.
3.
Mencegah runtuhnya
sistem, sehingga pemadaman total (black-out) dapat dihindari.
Proteksi
Saluran
Peralatan proteksi biasanya terdiri dari perangkat keras rele,
pemutus beban (CB), trafo arus (CT), kabel kontrol atau kabel pilot dan catu
daya.
Perangkat
Keras Rele
Perangkat keras rele dari bahan solid-state yang dipakai pada
proteksi kabel saluran transmisi bawah tanah GI Jajar-GIS Mangkunegaran dibuat
oleh GEC ALSTHOM T & D Protection & Control Limited : Stafford sebagai
pengaman utama adalah MBCI 01 (Differensial feeder protection), sedangkan
pengaman cadangan terdiri dari beberapa rele yaitu :
·
MRTP 03 Supervision
Relays for AC Pilot Circuits.
·
MCR1 01 Overcurrent
check/start relay
·
MVTW 01 Intertripping
and DestaGilising Relays.
Rele
Differensial tipe MCC 01
Prinsip kerja Rele differensial pertama
kali diperkenalkan oleh Mers dan Price yang bekerja pada “keseimbangan” arus,
memperbandingkan arus yang masuk dengan arus yang keluar pada suatu daerah
perlindungan. Rele differensial hanya akan bekerja apabila terjadi gangguan di
dalam daerah perlindungan saja.
Keistimewaan dari rele differensial tipe
MBCI 01 adalah :
a) Memiliki
kestabilan yang tinggi untuk gangguan eksternal (through fauls)
b) Kecepatan
operasi yang tinggi untuk gangguan internal (in-zone fauls).
c) Sesuai
untuk pemakaian pada kabel pilot hingga 1 kΩ hingga 2.5 kΩ dengan trafo
isolator pilot.
d) Mempunyai
4 buah kontak yang terpisah
e) Dapat
digunakan oleh Rele arus lebih definite time ketika kabel pilot gagal (untuk
melakukan pengubahan karakteristik Rele ini).
Rele Pengawas Rangkaian
Pilot AC tipe MRTP 03.
Keistimewaan
dari rele pengawasan MRTP ini adalah :
a.
Menyediakan alarm
sebagai indikasi dari kondisi rangkaian pilot yang terhubung buka, singkat
maupun terhubung bersilangan.
b.
Menyediakan alarm dan
indikasi untuk kegagalan penyediaan daya.
c.
Menyediakan alarm yang
berbeda dan terpisah untuk kondisi pilot yang terhubung buka dan terhubung
singkat.
Rele Intertripping
& Destabilising MVTW 01
Ketika
daerah yang dilindungi (saluran transmisi) dihubungkan dengan sebuah busbar,
sebuah gangguan terjadi pada busbar akan dihilangkan oleh proteksi busbar
dengan membuka pemutus beban (CB). Karena busbar berhubungan dengan saluran
transmisi, maka gangguan tersebut akan terlihat pada proteksi saluran (Relay
differensial), namun gangguan ini dipandang Rele differensial sebagai gangguan
eksternal sehingga rele differensial tidak bekerja atau tetap stabil.
Oleh
sebab itu agar CB – CB di kedua ujung saluran transmisi dapat dibuka oleh rele
differensial, maka arus dimasukkan ke dalam kabel pilot agar rele bekerja,
dengan kata lain rele dibuat tidak stabil.
Keistimewaan
dari relay tipe MVTW 01 ini adalah :
1)
Membuat proteksi
saluran tidak stabil (destabilizes), sehingga dapat bekerja terhadap gangguan
eksternal.
2)
Memutuskan aliran arus
(intertip) dengan mmasukkan arus ac agar pemutus terjdi pada ujung yang jauh
dari gangguan.
Pemutus Beban (Circuit
Breaker)
Sebuah pemutus bebsan harus bertindak
sebagai sebuah isolator dan menghantarkan arus beban sepanjang umur
pemakaiannya dapat membawa dan menimbulkan arus hubung singkat.
berikut adalah gambar sebuah Circiut breaker.
Pemutus
beban yang digunakan pada proteksi saluran kabel bawah tanah GI Jajar-GIS
Mangkunegaran adalah tipe SIEMENS (dipasang di jajar) dan HOLECH (dipasang di
Mangkunegaran) dengan media isolasi gas SF6, dengan data teknis pada tabel 2.
Dari data pemutus beban, untuk operasi sirklus pemutusan (switching cycle) pada
saat terjadi hubung singkat waktu bekerja tahap pertama dari buka ke tutup
memerlukan waktu sekitar 3 detik, sedangkan waktu untuk bekerja pada tahap kedua dari buka ke tutup
memerlukan waktu 3 menit untuk normal kembali.
Tabel 2. Data pemutus
beban media isolasi gas SF6
Spesifikasi
|
Ukuran
|
Rated breaking
current
|
40 W
|
First pole to
clear faktor
|
1.5
|
Breaking
current in phase opposition
|
10 kV
|
Peak making
current
|
100 kV
|
Switching
cycle
|
0-0.3 sec,Co-3
min,-Co
|
Making time
|
± 65 mg
|
Breaking time
(whiout archingtime)
|
± 30 mg
|
Rabed curent
capacity
|
1250 A
|
Driving
mechanism
|
Hidraulic
|
Voltage pump
motor
|
230/400V AC
|
Operating
voltage
|
110 V DC
|
Trafo Arus
Trafo
arus (CT) diperlukan untuk mengisolasi rangkaian sekunder dari rangkaian (daya)
primer dan menyediakan besaran sisi sekunder trafo yang sebanding dengan
besaran sisi primernya.
Rating
sisi primer trafo arus biasanya dipilih sama dengan atau lebih sama besar dari
arus normal beban penuh dari rangkaian yang dilindungi. Data teknis dari arus
trafo yang digunakan pada Rele proteksi bawah tanah adalah : trafo arus 500/I
A, buatan pabrik ABB Swithger, yang merupakan tipe pasangan luar, bneban 60 vA,
ketelitian 1.0/5P2O, kesalahan arus 1%.
Efek bisa dengan menambahkan elemen penahan ini akan dapat membuat rele
differensial bekerja hanya pada keadaan gangguan internal saja, dan untuk
gangguan eksternal rele tetap stabil.
Kabel Pilot
Panjang
dan tipe kabel pilot akan mempengaruhi karakteristik bias dan kestabilan
proteksi kapasitans kabel pilot yang besar yang menyebabkan perbedaan arus dan
pada beda sudut fase antara ujung terminal kabel pilot (Rp) dapat mempengaruhi
besar kecilnya sinyal dan membatasi tegangan terhadap kabel pilot .
Kabel pilot harus dilindungi terhadap tegangan induksi yang
besar, yang ditimbulkan oleh kopling bersama dengan kabel daya. Tegangan
induksi ini menjadi semakin besar apabila kabel pilot berupa saluran yang
panjang dan terletak dengan kabel daya. Dengan berubahnya letak hubung singkat
itu, untuk saluran-saluran yang lebih penting lebih baik dipakai relay pilot
untuk memungkinkan pembukaan pemutus beban dengan cepat dan agar letak hubung
singkat lebih mudah dilihat.
Kesimpulan
·
Sebuah sistem tenaga listrik yang bertujuan untuk
membangkitkan dan menyediakan energi listrik bagi para pelanggan memenuhi
syarat keandalan yang tinggi.
·
Rele proteksi
akan bekerja meminimalkan kerusakan akibat ganguan.
·
Kondisi gangguan
memerlukan paling sedikit 2 rele, yaitu rele utama menghilangkan gangguan, dan
rele back-up akan bekerja jika rele utama gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar